Berapapun IQ,EQ manusia yang dikuasai tidaklah menjadi kebenaran tanpa dilandasi dengan metode yang sistematis.Albert einsten dapat dikalahkan dengan Mahasiswa yang biasa-biasa saja asalkan ia berhasil menerapkan metode penelitian dengan baik.Maka cobalah untuk menilai dari bagaimana pesdik menerima pelajaran atau proses bukan hanya pada hasil nilai ujian.Mayoritas guru di Indonesia selalu memberikan perhatian lebih pada pesdik yang mahir lantas apa perlu adanya siswa yang tidak dipertanyakandan tak menggenapkan juga mengganjilkan alias si pemalas.Yang dimana kehadirannya dianggap tak mengganjilkan juga tak menggenapkan.Seharusnya guru lebih menangani pesdik yang terlihat malas .Apa yang menyebankannya malas?",masalah keluargakah?", Patah hatikah?",
satu teori yang dipaparkan dosen bahwa seorang wanita yang membuatmu patah hati dan walaupun suatu saat memcintaimu kembali untuk menikah denganmu dan setelah 4 permainan badannya akan semakin tak berupa seperti pertama berjumpa.Para istri pula
berpendapat suaminya tak menentu rupanya,Suami setelah umur diatas 40 akan tak menentu seperti teori dari pak Dosen menjelaskan maju perut pantat mundur ini motif para istri untuk menyanggah perkataan yang menyindir.ya maka dari sini dapat disimpulkan maa waddah / kecantikan itu sementara tapi yang sulit ialah wa rhahmah disitulah kita harus memperjuangkan equalitas tanpa saling harus egois.Masalah ini perlu dibahas di perkuliahan karena siapa tahu saja mahasiswa ada yang izin d semester 5 untuk menikah duluan.Kalau gitu bulan madu pun harus ditunda sampai istri lulus kuliah itu pun kalau ingin melanjutkan .Tapi kalau sudah cukup lulus dan jelas beda antara istri lulusan SD dengan yang lulusan PT(Perguruan Tinggi).Mereka belajar hanya untuk kesuksesan bukan untuk mendapat pengakuan atau gelar.Lebih baik apa yang kita pelajari 3 smester berguna dibanding dengan 7 smester ini tetapi belum dapat menghasilkan apapun lalu apa mau? Mau apa ?",kerja lah sebagaimana semut yang selalu bekerja sama kalau jadi guru perhatikan semua pesdik jangan hanya si pintar saya yang diperhatikan tapi si Pemalas lebih membutuhkan banyak perhatian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar